laporan fitokimia percobaan 2 identifikasi tanin dari daun sirih hijau ( piper betle L.)


PERCOBAAN II
IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.)





A.    TUJUAN

Mahasiswa dapat memahami dan dapat melakukan identifikasi tannin dari daun sirih hijau berikut analisis kualitatif golongan senyawa tersebut dengan metode kromatografi lapis tipis.

B.     DASAR TEORI

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari/mengektraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90℃ selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan cara sebagai berikut: simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukan kedalam panci dan ditambahkan air secukupnya. Panaskan di penangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu mencapai 90℃ sambil sesekali diaduk, serkai panas melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.

      Ekstrak simplisia nabati dilakukan secara infudasi. Infudasi adalah merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini menghasilkan ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak yang mengandung minyak atsiri, dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama.
      Keuntungan dan kekurangan metode infudasi:
a.       Keuntungan
1.      Unit alat yang dipakai sederhana
2.      Biaya operasional relative rendah
3.      Dapat menyari simplisia dengan pelarut air dalam waktu singkat
b.      Kerugian
1.      Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali, apabila kelarutanya sudah mendingin
2.      Menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercema oleh kuman dan kapang

Tanaman daun sirih merupakan tanaman yang tumbuh merambat. Tingginya mencapai 5-15 meter, tergantung pertumbuhan dan tempat merambatnya. Daun sirih hijau berbentuk jantung dan bewarna hijau. Rasa sirihhijau tua pedas sehingga banyak dipakai untuk obat karena kandungan minyak atsiri lebih tinggi. Sirih berdaun hitam biasanya digunakan sebagai obat. Daun sirih hijau memiliki berbagai manfaat yang digunakan untuk mengobati penyakit keputihan, diare, menghentikan mimisan, sakit jantung, menghilangkan bau mulut serta mengobati batuk. Daun sirih hijau mengandung minyak atsiri, falvanoid, tannin, alkaloida, steroida, glikosida, pati, seskolpterpen, diatase, dan karikol (Ajizah, 2014).

Salah satu zat aktif dalam daun sirih hijau adalah tannin yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antidiare. Mekanisme kerja tannin terhadap bakteri dengan cara mempresipitasi protein, inaktivasi enzim. Maktivasi fungsi materi genetic dan menginaktifkan kemampuan menempel bateri (Suliantari dkk, 2008).

Pembuatan ekstrak air daun sirih hijau dengan cara infusa ( Baherabisyah, 2009 ). Sampel berupa daun sirih hijau segar dibersihkan dengan air mengalir sebanyak tiga kali, ditiriskan pada nampan yang telah dialasi dengan kertas, kemudian dirajang sekitar 1 cm. lalu sampel ditimbang sebanyak 100 gram. Panaskan air hingga suhu 90℃ dalam beaker glas, kemudian masukkan sampel, penyarian dilakukan selama 15 menit. Sambil sesekali diaduk, lalu saring selagi panas melalui kain flannel sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak air daun sirih hijau 100%

Berdasarkan kedudukan taksonomi sirih dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut:
Kingdom   : plantae
Division     : magnoliophyta
Kelas         : magnoliopsida
Ordo          : piperales
Family       : piperceae
Genus        : piper
Spesies      : piper betle

Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fase tetap ( stationary ) dan fase gerak ( mobile ), pemisahan tergantung padda gerakan relative dan dua fase terebut.

Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fase tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fase tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatogarfi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fasa bergerak dapat berupa zat cair atau zat gas maka semua ada empat macam system kromatografi yaitu kromatografi serapan yang terdiri darikromatografi lapis tipis dan kromatografi penukar ion, kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas-cair serta kromatografi kolom kapiler ( Hostettmann, k., dkk, 1995 ).

C.    ALAT DAN BAHAN
Alat
v  Seperangkat alat infus
v  Seperangkat alat KLT
Bahan
v  Daun sirih hijau segar
v  Aquadest
v  n- butanol
v  asam asetat
v  plat silica gel 254

D.     CARA KERJA

40 Gram serbuk bahan
masukan dalam panci infus          
                                                                           + 240 ml air
                             Didihkan 15 menit 90℃ 
                      Disaring dengan corong bucher                            
                     
                     Filtrate
          
            E.    HASIL 

            Nama Simplisia           : piper betle
            Metode Ekstraksi        : Infudasi
            Jumlah Pelarut             : 240 ml
            Jumlah Siklus              : 1
            Rendemen                   : -

            Penimbangan Bahan   :
                     -          berat wadah                 : 137 g
                     -          bahan + bahan             : 177 g
                     -                        bahan             : 40 g

            Pemerian Ekstrak
                           -          Aroma                   : khas aromatik sesuai dengan tanaman asalnya
                           -          Warna                    : kekuningan
                           -          Bentuk/tekstur      : cairan infus

           Hasil Pengamatan dengan Kromatografi
                          -          Fase diam              : plat silika gel GF 366
                          -          Fase gerak             : n-butanol : etil asetat : air ( 5: 1 :4 )
                          -          Pembanding          : asam tanat
                          -          Deteksi                  : FeCl3

          Jarak sampel                : 5,7 cm
          Jarak pelarut                : 6,4 cm
          Jadi harga Rf didapat   : Rf sampel ( 5,7 cm/ 6,4 = 0,89 )

   F.  PEMBAHASAN

       Tanin merupakan senyawa yang memiliki sejumlah gugus hidroksida fenolik yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan pada daun, buah dan batang. Tanin merupakan senyawa yang tidak dapat dikristalkan dan membentuk senyawa tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam kehijauan dengan logam besi tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh dalam angiospermae terdapat khusus pada jaringan kayu. Tanin dapat diidentifikasi dengan kromatografi.
       Pada praktikum kali ini melakukan identifikasi tanin daun sirih hijau ( Piper betle L. ) dilakukan ekstraksi dengan metode infudasi serta melakukan analisis kualitatif golongan senyawa tersebut dengan metode KLT. Daun sirih termasuk dalam famili piperaceae. Daun berwarna hijau, bau aromatiknya khas, rasanya pedas.
       Daun sirih hijau mengandung minyak atsiri sebesar 1 - 4,2% minyak atsiri, tanin (Hariana, 2013). Terdapat pula kandungan alkaloid, flavonoid, fenol dan steroid (Srisadono, 2008). Daun sirih hijau secara empiris telah digunakan untuk bau mulut, kepala pusing, demam nifas, obat batuk, asma sedangkan minyak atsiri daun sirih hijau digunakan untuk radang tenggorokan (Sudarsono dkk, 1996).
       Digunakan metode infudasi karena daun sirih hijau memiliki struktur jarigan yang lunak dan zat aktifnya berada diluar jaringan. Selain itu cara ini sangat sederhana tetapi penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Prinsip kerja dari infudasi menggunakan simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panci. Kemudian dipanaskan di tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu di dalam panci mencapai 90°C, sambil sekali-kali diaduk.
       Pada uji skrining tanin, sampel ditambahkan dengan beberapa tetes larutan FeCl3 dan didapatkan hasil perubahan warna pada sampel menjadi hijau kebiruan. Hal ini menunjukan adanya tanin dalam daun sirih hijau, lalu melakukan pengujian kromatografi lapis tipis digunakan silica gel GF 254 sebagai fase diam, fase gerak yaitu n-butanol – asam asetat – air dengan perbandingan ( 5:1:4 ), larutan asam tanat sebagai larutan pembanding dan menggunakan detektor UV 366 untuk mendeteksi fase geraknya.
       Alasan penjenuhan chamber sebelum digunakan yaitu untuk menghilangkan uap air didalam chamber, agar nantinya tidak mempengaruhi pembuatan noda pada lempeng, selain itu agar tekanan yang ada didalam chamber tidak mempengaruhi proses perambatan noda dengan adanya penjenuhan chamber.
       Setelah mendeteksi fase geraknya, didapatkan hasil panjang fase gerak sampel yaitu 5,7cm dan panjang fase gerak pembanding yaitu 6,4cm. Dengan demikian dapat dihitung harga Rfnya dan diperoleh hasil harga Rf sampel yaitu 0,89 dan harga Rf larutan pembanding yaitu 0,8.

G.  KESIMPULAN

          Telah dapat memahami dan melakukan identifikasi tanin dari daun sirih hijau, serta melakukan      analisis kualitatif golongan sneyawa tersebut dengan metode KLT dan terjadi perubahan warna            pada sampel menjadi hijau kebiruan menunjukan bahwa daun sirih mengandung tanin. dan harga        Rf yang di dapatkan 0.89

H.  DAFTAR PUSTAKA

   -  Ajizah, Aulia. 2004. Sensitivitas salmonella typhimurium terhadap ekstrak Daun Psidium Guajava L. program studi pendidikan Biologi. FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
   -  Suliantari, Jenie, B. S. L,. Suhartono dan Apriyantono, A. 2008. Aktivitas antibakteri ekstrak sirih hijau ( piper betle L. ) terhadap bakteri patogen pangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan vol xix No 1 Tahun 2008.
   -   Baheramsyah. 2009. Tanaman Obat disekitar Rumah Kita. Lampung Herba Centar. Lampung
   -   Hostettmann, K., dkk,. 1995. Cara Kromatografi Preparatif, Penerbit ITB, Bandung.
   -   Hariana, A. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.
   -   Srisadono A. 2008. Skrinning Awal Ekstrak Etanol Daun sirih hijau (Piper betle Linn) Sebagai Antikanker Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BLT). (Artikel Karya Tulis Ilmiah).  Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Fitokimia Pembuatan Simplisia Dan Skrining Fitokimia

percobaan 3 isolasi flavonoid dari temu kunci ( Boesenbergia Pandurata )